Ane gak tau mo komen ap...nee parbol.... Modif sendiri Gan...Lumayaaan.... ngacirrrrrr
nee yg Kliatan di mntr kompie An gan...
Gain Antena Parabola
G = Gain
(penguatan)
π = 3,14
D = diameter
(meter)
F = Fokus (meter)
Untuk menghitung panjang gelombangdigunakan persamaan berikut :
Untuk menentukan
jarak titik fokus yaitu dari titik nol ke F (dimana
driven antena diletak kan) ditentukan
oleh
F = jarak titik
F dari titik nol . Q= faktor kualitas berkisar antara 2-4.
D= diameter parabola
Contoh :
Antena parabolik dengan diameter (D) = 0,9554 meter, Faktor kualitas (Q) =2,6 f = 2,4 GHz
(frekuensi kerja Wi_Fi ),
menghitung
panjang gelombangnya
menghitung jarak
titik fokus dari titik nol
= 0,38514 m=38,5
cm
menghitung gain antena
sebagai berikut :
Di konversikan dalam Bell, = dalam dB, penguatan
antena = 10 log G=10 log 297,58 =10 x 2,4736= 24,736 dB, jadi gain antenanya
adalah 24,736 dB
MENENTUKAN TITIK FOKUS
ANTENA PARABOLA
Rumus Titik Fokuspun sudah banyak diketahui atau dikenal, karena
penemunya gak pelit ilmu contohnya:
F= (Diameter^2 / 16 kedalaman piringan) Atau F = D2/16d dengan D= diameter piringan, d = kedalaman piringan
D = Diameter
Parabola = 90cm,
d = depth /
kedalaman Parabola = 8,5cm
Untuk menghitung Titik Fokus nya
sebagai berikut :
F = D²/16d
F = (D x D) : (16 x d)
F = (90 x 90) : (16 x 8,5)
F = (8100) : (136)
F = 59,5cm
Teori reflector
Karakteristik
dasar sebuah reflektor parabola sempurna adalah reflektor tersebut mengubah
gelombang yang berbentuk bola menyinari dari sumber titik ditempatkan di fokus
menjadi gelombang planar. Sebaliknya, seluruh energi yang diterima oleh
piringan parabola dari sumber yang jauh dipantulkan sampai ke satu titik pada
fokus parabola.
Posisi
fokus, atau pusat panjang, dapat ditemukan dengan rumus:
D^2
f = ---------
16 x c
di
mana D adalah diameter piringan dan C adalah kedalaman parabola pada pusatnya.
Ukuran
piringan adalah faktor yang paling penting karena faktor tersebut menentukan
gain maksimum yang dapat dicapai pada sebuah frekuensi dan beamwidth yang
dihasilkannya. Gain dan beamwidth yang didapatkan dapat dicari dengan rumus:
( π
x D)2
Gain = ----------- x n
λ 2
70 λ
Beamwidth = ---------
D
di
mana D adalah diameter piringan dan n adalah efisiensi. Efisiensi ini
ditentukan sebagian besar oleh keefektifan penerangan piringan berdasarkan
input, tetapi juga oleh faktor lain. Setiap saat diameter piringan digandakan,
gain menjadi empat kali lipat, atau 6 dB, lebih besar. Jika kedua stasiun menggandakan
ukuran piringan mereka, kekuatan sinyal bisa bertambah 12 dB, sebuah perolehan
yang sangat besar. Efisiensi sebanyak 50% bisa diraih sewaktu membuat antena.
Perbandingan
f/D (fokus/diameter piringan) adalah faktor yang mendasari disain dari feed
untuk piringan. Rasionya secara langsung terkait dengan beamwidth input yang
diperlukan untuk menerangi piringan secara efektif. Dua piringan dengan
diameter yang sama tetapi berbeda panjang fokus membutuhkan disain feed yang
berbeda, jika keduanya harus diterangi secara efisien. Nilai sebanyak 0,25
sesuai dengan piringan dengan focal-plane yang sama dimana fokus berada pada
bidang yang sama dengan dasar piringan.
contoh:
parabolic.
Diameter = 900 mm.
Kedalaman = 75 mm.
Fokus = 675 mm.
==================
Feeder.
Diameter = 90 mm.
Frekuensi = 2400 Hz.
Lg/4 = 54.1926 mm.
L/4 = 31.25 mm.
Daerah Foil = 162.577 mm.
Semoga bermanfa'at
contoh:
parabolic.
Diameter = 900 mm.
Kedalaman = 75 mm.
Fokus = 675 mm.
==================
Feeder.
Diameter = 90 mm.
Frekuensi = 2400 Hz.
Lg/4 = 54.1926 mm.
L/4 = 31.25 mm.
Daerah Foil = 162.577 mm.
Semoga bermanfa'at